Kotawaringin Timur, (METROKalteng.com) – Lima belas orang pegiat Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Pudu Jaya, di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui indikasi awal dampak pencemaran merkuri bagi kesehatan tubuh penambang.
Pemeriksaan kesehatan ini merupakan bagian dari kegiatan Kampanye Penyadartahuan Masyarakat yang diinisiasi oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) dan GDC Consulting, sebuah lembaga dari Korea Selatan yang merupakan bagian dari konsorsium Program Remediasi Kontaminasi Merkuri di Area Pertambangan di Indonesia, serta bekerja sama dengan para tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Parenggean, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Parenggean, dan Puskesmas Pembantu Desa Bukit Harapan belum lama ini.
Project Coordinator Yayasan Tambuhak Sinta, Dinomika, menjelaskan pemeriksaan kesehatan para penambang merupakan bagian dari strategi untuk membangun kesadaran mengenai dampak merkuri bagi kesehatan. “Pemeriksaan tubuh sebagai pintu gerbang penyadartahuan kesehatan agar setiap pelaku PESK berhenti menggunakan merkuri di sektor PESK”, jelas Dinomika.
Ditambahkannya, hasil pemeriksaan kesehatan dapat menjadi basis data yang bisa dipergunakan oleh pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait penghapusan penggunaan merkuri.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan beberapa tahapan dimana tahapan pertama, yaitu wawancara yang mengombinasikan kuisoner UNIDO dan BCRC. Kemudian dilanjutkan pemeriksaaan Human Bio Monitoring dengan metode Balifokus, dan pemeriksaan terakhir ialah pengambilan sampel urin dan rambut. Sampel urin dan biota akuatik yang hidup di lokasi tambang akan diperiksa di laboratorium terakreditasi di Indonesia. Sedangkan pemeriksaan sampel rambut akan dilakukan di Korea Selatan.
Selain pemeriksaan kesehatan, Yayasan Tambuhak Sinta Bersama para nakes juga memberikan materi mengenai dampak merkuri terhadap kesehatan dan cara pencegahan pencemaran merkuri kepada 51 orang pegiat PESK di WPR Pudu Jaya.
dr.Ratna Yuniarti, M.Kes selaku pemateri menjelaskan materi kampanye bertujuan membangun kesadaran pegiat PESK tentang pentingnya menjalankan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di area tambang. “Lewat kampanye ini, para pegiat PESK dapat mengetahui manfaat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam mengurangi dampak merkuri ke tubuh”, jelas dr.Ratna.
Senada, konsultan senior GDC Consulting Korea Selatan, Jihwa Yi, mengharapkan lewat kampanye tentang dampak merkuri, maka “Dapat mendorong kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitar area tambang yang lebih aman, nyaman, dan sehat”, harap Jihwa Yi.
Kampanye ini merupakan kerja sama antara Yayasan Tambuhak Sinta dan GDC Consulting, sebuah lembaga dari Korea Selatan yang merupakan bagian dari konsorsium Program Remediasi Kontaminasi Merkuri di Area Pertambangan di Indonesia. Program ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan, dan didanai oleh Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT). Selain GDC Consulting, anggota konsorsium ini juga terdiri dari Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources Corporation (KOMIR) dan Byucksan Engineering Co., Ltd. (BEC).
Yayasan Tambuhak Sinta dan GDC Consulting sendiri telah menjalin kerja sama sejak tahun 2020 sebagai bagian upaya global untuk mengurangi penggunaan merkuri di sektor PESK.(Red)