Muara Teweh, (METROKalteng.Com) – Sebanyak 190 orang kepala Keluarga di Desa Sikui Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah telah terdata berhak menerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
Penyerahan BLT-DD senilai Rp 600 ribu per bulan ini, dilakukan secara simbolis dengan penyerahan buku tabungan beserta ATM kepada masyarakat penerima di depan Kantor Desa Sikui, Rabu (20/5/2020).
Penyerahan secara simbolis oleh Camat Teweh Baru Ajirni didampingi Kades Sikui, Saperani, Ajirni dan perwakilan perbankan, Humaidi serta turut dihadiri Bhabinkamtibmas desa Sikui AIPTU Tugino, Babinsa Desa Sikui SERKA M.Nasution, Pendamping TA-KD/P3MD Barut, Irawansyah serta Perwakilan BRI Cabang Muara Teweh.
Kepala Desa Sikui, Saperani mengatakan, bahwa untuk penerima BLT-DD ini telah melalui mekanisme musyawarah desa khusus (Musdessus) dan seleksi. Awalnya jumlah penerima BLT-DD yang didata sebanyak 220 orang, namun setelah melalui tahapan koreksi jumlah penerima berkurang dan tersisa190 orang.
Sebelum dilakukan penyaluran dana, kami awalnya telah mendata sebanyak 220 orang penerima. Kemudian data itu kami tempelkan di setiap RT-RT yang ada di Desa Sikui. Setelah ditempelkan lalu ada laporan dan koreksi terkait misalkan warga yang namanya telah masuk dalam program keluarga harapan (PKH) atau bantuan pangan non tunai (BPNT), sehingga nama-nama tersebut dikeluarkan dari daftar penerima bantuan BLT-DD,” jelas Kades.
Sementara salah seorang warga masyarakat Desa Sikui, Jum menuturkan dirinya merasa sangat kecewa dengan pihak Pemdes Sikui yang telah mencoret namanya dari dalam daftar data penerima BLT-DD. Saya menyadari soal pendataan bagi warga berhak menerima sepenuhnya kewenangan tim melalui rapat musyawarah desa.
“Hanya saja yang saya kecewa dan sesalkan, ternyata penerima BLT-DD yang hidupnya mapan dan mampu justru menerima BLT-DD,” ungkap Jum, seorang ibu rumah tangga di Desa Sikui.
Jum mengakui dirinya termasuk kategori berhak menerima bantuan dampak pandemi Covid19, karena mata pencahariannya sebagai penjual nasi di sebuah sekolahan terpaksa tutup total. Lantaran sekolah meliburkan seluruh muridnya, sebagai antisipasi penyebaran Covid19.
“Saya sudah berkali-kali meminta dilakukan pertemuan dengan pihak Pemdes, melui RT tapi tak digubris. Saya harus minta pertanggungjawaban pemdes, sebab pengakuan RT data saya sudah disampaikan ke kantor desa. Nama saya dicoret tanpa alasan atau penjelasan kepada saya,” pungkas Jum. (Jonda/Red).