Muara Teweh, (METROKalteng.Com) – Upaya untuk percepatan pencegahan penyebaran wabah virus corona. Pemerintah Desa (Pemdes) Trinsing Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara (Barut) sangat mengapresiasi mendukung penuh penutupan sementara objek wisata DAM danau Trinsing.
Kepala Desa Trinsing, Heri Mansupardi menyebutkan, penutupan sementara objek wisata DAM danau Trinsing ini menindaklanjuti lanjuti surat edaran pemerintah daerah Kabupaten serta surat edaran dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) terkait soal penutupan sementara tempat obyek wisata yang salah satunya obyek wisata DAM danau Trinsing dalam upaya pencegahan wabah vandemi.
“Maka saya selaku Kepala Desa Trinsing sangat mendukung adanya penutupan obyek wisata yang ada di desa kami Desa Trinsing. Hal ini untuk mencegah penularan wabah Covid-19,” kata Kades Trinsing, Heri Mansupardi, Minggu (24/5/2020).
Dikatakan Kades Trinsing, sudah menjadi tradisi warga masyarakat di daerah ini, setiap hari libur dan hari hari besar keagamaan lainnya apalagi libur Hari Raya Idul Fitri baik hari pertama dan hari kedua obyek wisata yang ada di daerah ini sudah pasti dipenuhi pengunjung.
Kades Trinsing juga mengajak semua tim relawan Posko Gugus Tanggap Covid 19 Desa Trinsing agar membantu dalam penanganan pemortalan akses masuk ke obyek wisata DAM Trinsing dan bekerjasama dengan petugas lapangan objek wisata serta Linmas Desa selama beberapa hari kedepan untuk pemortalan jalan masuk menuju objek wisata.
“Harapan kita warga masyarakat agar bisa memutus mata rantai Covid-19,” kata Kades Trinsing.
Disbudparpora Barut mendukung penuh upaya pemerintah daerah dalam percepatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang selama ini dilakukan oleh gugus tugas covid-19 yang ada didaerah.
“Diwilayah kabupaten Barut ada 3 objek wisata unggulan yaitu DAM Trinsing (Danau Trinsing), Bumi Perkemahan (Buper) Panglima Batur dan Air Terjun Jantur Doyan ditutup dikilometer 18 arah jalan Puruk Cahu dan pada saat ini dituup untuk sementara berdasarkan petunjuk pimpinan daerah,” ujarnya.
Demi untuk menghindari kemungkinan adanya kloster baru Covid-19 serta hal-hal lain yang bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat jika tempat rekreasi tetap dibuka yang tentunya akan ada banyak kerumunan orang.
“Dengan demikian lanjutnya,sejumlah objek wisata di daerah ini akan kembali dibuka bagi para pengunjung setelah keadaan kembali kondusif dengan terlebih dahulu meminta petunjuk kepada pimpinan didarah,” sebut Plt Kadibudparpora Barut Hj Annisa Cahyawati.(Uzi)
