Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara (Distan Kab-Barut) melaksanakan pengevekan Unit Pengolahan Hasil (UPH) pertanian yang saat tengah dilaksanakan pembangunannya di Desa Batu Raya I, Kecamatan Gunung Timang, Jumat (2/4/2021).
Rangkaian kegiatan pengecekan pembangunan UPH tersebut dilakukan melibatkan ketua DPRD Barito Utara Hj Mery Rukaini, Camat Gunung Timang, Kadis Pertanian dan jajarannya. Dalam peninjauan UPH juga diisi dengan paparan program dan diskusi serta tanya jawab langsung di lokasi kegiatan dengan para kelompok tani daerah setempat.
Kepala Dinas Pertanian Barut, Syahmiludin A Surapati di Muara Teweh, Minggu (4/4/2021) mengungkapkan, UPH merupakan bantuandari Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah ini nantinya akan menjadi usaha pengolahan pakan ternak yang di kelola langsung oleh kelompok tani di Desa setempat.
“Untuk pemilihan lokasi dan program ini didasari pertimbangan karena Desa Batu Raya merupakan salah satu sentra penghasil jagung hybrida untuk pakan ternak di wilayah Kabupaten Barut,” tukas Kadistan Barut, Syahmiludin, A Surapati, Minggu (4/4/2021).
Menurut Syahmiludin, untuk keberhasilan Barut yang dikenal dengan sebutan daerah sentra produksi jagung hybrida bukan cuma diakui di Kalteng tapi sudah dikenal hingga ke tingkat nasional.
“Karena selama ini kita hanya memasarkan dalam bentuk pipilan jagung kering saja sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak ke pabrik-pabrik besar pembuat pakan yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, Banjarmasin,”tukasnya.
Dikatakannya, bahwa Bupati Barut, H Nadalsyah meminta agar dilakukan terobosan program untuk memiliki tempat dan alat yang bisa dikelola oleh kelompok tani di sentra-sentra jangung agar bisa memanfaatkan hasil panen jagung yang diperoleh dari hasil panen para petani.
“Jagung hybrida bukan hanya dijual dalam bentuk jagung pipilan kering seperti yang ada saat ini saja tapi bagaimana mereka bisa membuat pakan ternak yang nantinya bisa untuk membantu memenuhi kebutuhan para peternak lokal, khususnya di wilayah Kabupaten Barut,” tandasnya.
Saat ini kata Syahmiludin minat usaha dan potensi pasar hasil peternakan unggas (ayam-red) petelur dan pedaging sangat besar dan menarik minat banyak masyarakat di kabupaten Barito Utara untuk membuka usaha peternakan.
Sementara, dari hasil perhitungan analisa usaha tani yang dilakukan ternyata hampir 70 persen komponen biaya yang dikeluarkan peternak adalah untuk kebutuhan pakan para petani.
“Dengan melalui model UPH,semoga pakan ternak ini nantinya bisa membantu penyediaan pakan dan menggairahkan usaha peternakan di wilayah Kabupaten Barut,” ungkapnya.(Uzi)