Tamiang Layang, (METROKalteng.com) – Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman (PUPRPKP), terus berinovasi dalam Pengelolaan data jaringan irigasi guna mendukung ketahanarn Pangan dan keberlanjutan sumber daya air.
Salah satu langkah nyata adalah pemanfaatan aplikasi E-Paksi (Elektronik Pengelolaan Aset dan Sistem Informasi), platform Digital yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat pengelolaan data irigasi di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Aprisal, ST, MT, menyampaikan bahwa E-Paksi menjadi solusi strategis dalam memetakan, memonitor, dan menganalisis kondisi jaringan irigasi secara real-time. “E-Paksi hadir sebagai jawaban atas kebutuhan data yang akurat, cepat, dan dapat diakses kapan saja.
Dengan aplikasi ini, kami dapat mengelola informasi panjang saluran, kapasitas air, hingga kebutuhan rehabilitasi dengan lebih efisien,” ujarnya. Pada Rabu (20/11/24).
Inovasi ini memiliki tiga tahapan tujuan. Dalam jangka pendek, aplikasi ini diharapkan dapat menyediakan data akurat pada Daerah Irigasi (D.I) Bagok, D.l Lubuk Garu, dan D.I.R Luaw
Garasik. Dalam jangka menengah, pengelolaan data irigasi akan diperluas ke seluruh wilayah kewenangan Kabupaten Barito Timur, sehingga data dapat diperbarui secara berkelanjutan. Sementara itu, tujuan jangka panjangnya
adalah integrasi penuh data irigasi di seluruh wilayah kabupaten untuk mendukung tata kelola sumber daya air yang lebih baik.
Selain mendukung perencanaan pembangunan dan rehabilitasi, E-Paksi berfungsi sebagai basis data untuk koordinasi lintas sektor. Aplikasi ini memungkinkan pemerintah daerah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berbagi informasi dalam rangka meningkatkan efisiensi distribusi air irigasi.
“Kami berharap inovasi ini mampu memenuhi kebutuhan air irigasi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,”
tambah Aprisal.
Untuk memastikan keberhasilan implementasi, Dinas PUPR Perkim akan terus mengadakan pelatihan dan sosialisasi bagi operator serta pemangku kepentingan terkait. Langkah ini
diharapkan menjadi contoh pengelolaan sumber daya air berbasis teknologi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang meningkat. (Kmf/B)