Tamiang – Layang, (METROKalteng.com) –
Permasalahan antara PT. Pertamina melalui anak perusahaannya PT. Patra Jasa dengan PT. Rimau Group terkait penggunaan jalan Pertamina di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah masih belum menemukan kesepakatan.
PT. Rimau Group yang hingga saat ini belum mau bekerjasama dengan PT. Patra Jasa memaksa membuka akses jalan yang ditutup oleh PT. Patra Jasa dengan membuat jalan baru untuk menerobos jalan yang ditutup oleh PT. Patra Jasa.
Pembuka akses jalan yang ditutup oleh PT. Patra Jasa dengan membuat jalan baru untuk menerobos jalan yang ditutup oleh PT. Patra Jasa dilakukan pada saat Asosiasi Angkutan Batu Bara (AABB) Tumpuk Natat dan ratusan karyawan perusahaan tambang batubara yang tergabung dalam Rimau grup melakukan aksi unjuk rasa penyampaian aksi damai disimpang Pos 1 PT. Senamas Energindo Mineral (SEM) yang berseberangan dengan Workshop PT. Patra Jasa di desa Jaweten kecamatan Dusun Timur kabupaten Barito Timur (Bartim) Provinsi Kalimantan Tengah pada jumat, (22/11/2019).
Management PT. Patra Jasa M. Hartiano menjelaskan bahwa aksi penerobosan jalan penghalang yang dibuat PT. Patra Jasa tidak di hiraukan pihak pelaku unjuk rasa yang membuat jalan di sebelahnya.
“Memang mereka tidak mengutak-atik mobil yang dibuat PT. Patra Jasa untuk menutup, tetapi mereka membuat jalan untuk menerobos,” ucap Hartiano kepada awak media di lokasi work shop PT. Patra Jasa, Sabtu (23/11/2019).
Sebenarnya polemik ini antar perusahaan PT. Patra Jasa dengan PT. Rimau Group, bukan dengan karyawan maupun masyarakat. Tetapi yang kita tidak mengerti selalu dibenturkan dengan karyawan dan masyarakat.
“Seharusnya karyawan bukan menuntut PT.Patra Jasa, mereka harusnya menuntut ke perusahaan mereka,” ujar Hartiano.
Menurut Hartiano, saat sudah 16 perusahaan bekerjasama dengan PT Patra Jasa, kecuali PT. SEM dan PT. Rimau Group, cuma tanda tangan saja mereka tidak mau.
Adapun tanda tangan kerjasama, mungkin sebulan dua bulan masih belum dipungut, dan harga juga belum kami tetapkan tapi mereka tetap tidak mau, ya mau tidak mau lah kita melakukan tindakan untuk menutup jalan agar mereka mau bekerja sama semua,” jelasnya.
Hartiano juga mengatakan, pihaknya juga berharap kepada PT. Rimau Group maupun PT. SEM dapat kerjasama, sebagaimana ke 16 Perusahaan lain yang telah mau bekerjasama dengan PT. Patra Jasa.
“Dengan adanya kerjasama tentunya kita bisa bersama-sama membangun Barito Timur ini supaya lebih indah, lebih tentram, bersahabat semuanya, terayomi yang bekerja bisa bekerja dengan tenang dan premanisasi di jalan hilang itu tidak ada, itu kita harapkan supaya kita sama-sama bisa bekerja dengan damai dan tertib,”pungkasnya.
Hartiano juga menegaskan, bahwa saat ini kondisi masih terlihat kondusif, walaupun dirinya mendengar kabar akan ada gerakan masa yang diduga lebih besar dari sebelumnya, namun pihaknya tetap akan terus melakukan penutupan sampai pihak PT. Rimau Group melakukan kerjasama.
“Semua itu tergantung dari PT. Rimau Group, cuma tanda tangan, itu aja yang kami minta,” tegas Hartiano.(Red-MK/RMY)