Tamiang Layang, (METROKalteng.com) – Warga masyarakat Desa Ampari Bura Kecamatan Patangkep Tutui Kabupaten Barito Timur keluhkan hasil Berita Acara Pengecekan (BAP) bersama di lokasi kebun mereka yang terdampak kibat material tanah lumpur bawaan dari kegiatan aktivitas kontraktor pertambangan batu bara PT. Berkarya Abadi Selalu (BAS) yang hingga sampai pda hari ini tidak ada tanggapan dari pihak manajemen.
Kornelius, warga masyarakat RT. 04 Desa Ampari Bura pun akhirbya angkat suara dan mengungkapkan. Kemarin kita sudah melakukan pengecekan ke lokasi bersama warga di sana dan melihat keadaan di lapangan masalah limbah yang masuk ke kebun warga, kalau kita lihat Memang betul adanya.
“Masalah air itu memang kalau di permukaan jernih tapi di bawah sana endapannya agak kuning-kuning, setelah kita lihat kemarin bersama pihak PT. BAS, ternyata memang benar apa yang dikatakan mereka mengakui dampak lumpur tersebut masuk kedalam kebun warga, jelasnya kepada Wartawan. Kamis (8/6/23) sore.
Menurut Kornelius endapan kuning-kuning dan mereka menyatakan juga bahwa limbah limpur itu memasuki kebun warga, tapi dari tanggal 30 April 2023 kemarin sampai sekarang tidak ada realisasi, dan tanggapan dari pihak perusahaan.
“Intinya setelah diadakan pengecekan dan dibuat berita acara, sampai sekarang sudah lebih satu minggu ini belum ada tanggapan dari pihak manajemen PT. BAS. Bahkan mereka sudah melihat situasinya bagaimana di lapangan. Jadi itu yang membuat masyarakat terkena dampak bingung, ucapnya Kornelius kesal.
Tekait Permintaan dari masyarakat sesuai dari yang kita tuntut kemarin, tiap orangnya diminta 20 juta Rupiah tapi itukan nego, lanjutnya.
Kornelius berharap, agar semua terealisasi walaupun itu ada negoisasi dalam waktu dekat atau dalam dua sampai tiga hari ini ada keputusannya, jangan sampai masalah ini berlarut-larut, kasihan masyarakat kena imbasnya kemarin.
Tambahnya, kalau dalam dua sampai tiga hari ini tidak ada tanggapan, kita akan menuntut lagi nanti, apakah melakukan aksi demo ataupun bagaimana semestinya, pokoknya masalah ini cepat diselesaikan, tegas Kornelius.
Sementara itu, awak media mencoba mengkonfirmasi pihak manajemen yang tak mau disebutkan namanya menjelaskan, kita sudah melakukan pengecekan lapangan atas keluhan warga dan sudah bertemu pak.Kornelius juga, ujarnya via Handphone. Jumat (9/6/23) pagi
“Untuk sementara ini kita masih berkoordinasi dan komunikasikan ke pihak PT. Lotus dan pihak PT.Bangun Nusantara Jaya Makmur (BNJM) selaku pemilik IUP agar bisa ditindaklanjuti dan diselesaikan,” tandasnya. (B)