Tamiang Layang, (METROKalteng.com) – Warga masyarakat Desa Ampari Bura akhirnya melakukan aksi demo menahan kegiatan aktivitas Subkontraktor pertambangan batu bara PT. Berkarya Abadi Selalu site Desa Apar Batu Kecamatan Awang Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasalnya sudah dilakukan mediasi beberapa kali dan telah menemukan kesepakatan, namun tidak ada realisasinya sampai hari Rabu ini (28/6/23). Hingga kesabaran warga masyarakat Desa Ampari Bura RT.04 seolah-olah dipermainkan oleh pihak managemen PT. Lotus dan PT. BAS.
Saat ditemui dilokasi tambang, Kornelius Koordinator aksi di Lapangan menyampaikan, kita merasa keberatan sebab permasalahan yang sudah lebih 2 bulan ini belum selesai-selesai seakan-akan kita dipermainkan, baik beberapa mediasi dirumahpun tidak ada titik temu.
Sehingga sudah beberapa lama, masyarakat yang kena imbas limbah pertambangan dari kegiatan ini untuk menahan disini sampai selesai, pokoknya mereka di sini enggak ada aktivitaslah, sampai ada kejelasan dan kepastian, ucap Kornelius.
“Kalau hari ini tidak ada kepastian juga kita tetap menahan di lokasi tambang untuk menuntut hak kita sampai ada kejelasan dan keputusan dari pihak manajemen PT.BAS”, tegas Kornelius.
Senada dengan Ariyati Warga Desa Ampari Bura yang terkena dampak dari limbah lumpur tersebut mengungkapkan, bahwa saya termasuk salah satu korban yang tanahnya terkena lumpur yang dilarutkan dari hasil pekerjaan PT BAS ini.
“Kenapa kami melaksanakan demo hari ini, karena ini sebenarnya akhir dari kesabaran kami. Karena kami sudah diajak mediasi atau pertemuan-pertemuan yang berupa mencari kesepakatan solusi sebanyak lima kali kalau tidak salah, dan saya punya bukti foto-fotonya lengkap dan apa saja yang mereka katakan mereka janjikan itu tidak sesuai dengan fakta.”, jelas Ariyati.
Sehingga memicu amarah kami, memicu kesabaran kami sudah habis sampai hari ini, karena kami selalu dibohongi dengan janji-janji yang tidak pasti, makanya kami hari ini melakukan aksi demo untuk sementara, sampai masalah ini dapat diselesaikan atau katakan secara langsunglah dibayar hak kami yang kami tuntut itu, ujarnya.
Ariyati menegaskan, tidak akan membiarkan kegiatan aktivitas tambang ini berjalan sebagaimana biasanya sampai mereka benar-benar bertanggung jawab atas kerusakan lahan kami itu yang perlu kami tegaskan hari ini.
Itu saja yang bisa kami sampaikan dan atas pengertiannya supaya ini cepat selesai karena kami bukanlah warga masyarakat yang anarkis bukan warga masyarakat yang tidak tahu aturan, lanjutnya.
Dikatakannya, justru karena kami memahami akan etika dan Aturan itu maka kami menerima setiap tawaran mediasi, tapi sampai hari ini tidak menemukan titik terangnya. Oleh sebab itu Mohon pengertiannya dapat diselesaikan hari ini juga agar ada kejelasannya dan jika tidak kami tidak akan membuka aktivitas ini untuk sementara waktu.
Terkait berita acara pemeriksaan yang pertama itu pihak perusahaan sendiri telah mengakui bahwa limbah itu dari kegiatan mereka masuk ke dalam kebun.
Mereka sangat mengakui bahkan semua manajemen dari PT BAS, PT Lotus dan BNJM mengakui semua itu bahwa benar-benar limbah itu terjadi karena aktivitas tambang. PT. BAS yang masuk ke lahan perkebunan kami lumpurnya.
“Harapan kita cepatlah diselesaikan masalah ini supaya tidak menimbulkan hal-hal yang lebih lanjut atau hal-hal ini menjadi berkepanjangan dan akan ditiru oleh orang banyak. Nah karena pertanggungjawaban itu hal yang sangat penting setiap omongan itu harus bisa dipegang dan bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas Ariyati. (B)