Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Pemkab Barut) melalui Dinas Pertanian (Distan) setempat, terus melakukan pembinaan kepada para petani di daerah ini, baik petani lainnya maupun perkebunan sawit.
rogram peremajaan sawit sendiri saat ini berada di dua lokasi pembibitan sawit yang ikut mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kabupaten Barito Utara yang ada di Desa Pandran Jari dan Desa Trinsing Kecamatan Teweh Selatan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara Syahmiludim A Surapati, Senin (11/1/2021) mengatakan kegiatan pembibitan dilakukan secara teknis dan terencana yang saat ini kondisinya sudah berjalan baik.
“Mudah-mudahan hasil sertifikasi bibit oleh Balai Perlindungan Perkebunan dan Pengawasan Benih Provinsi Kalteng nantinya akan banyak bibit sawit yang lolos uji dan dinyatakan layak untuk bisa ditanam di lahan yang terkena program PSR pada tahun 2020 lalu dan untuk tahun 2021 ini,” ungkap Plt Kadis Pertanian Syahmiludin A Surapati, Senin (11/1/2021)..
Karena dalam penyediaan bibit sawit yang sehat, unggul dan bersertifikat sangat penting dan menjadi keharusan untuk menjamin pemasaran, produksi dan produktifitas yang akan didapat oleh petani sawit didaerah.
“Sebelumnya bapak Bupati H Nadalsyah secara khusus untuk mengingatkan kepada jajaran Dinas Pertanian agar serius untuk mengawal dengan baik program tersebut supaya bisa memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup para petani di daerah.” imbunya.
Dikatakannya, bahwa pada saat ini prospek tanaman sawit sebagai sumber alternatif utama energi nabati bagi masa depan, khususnya untuk ketersediaan lahan sangatlah luas yang ada disejumlah Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Barut.
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa Dinas Pertanian sesuai dengan arahan juga menginginkan untuk diperjuangkan lahan yang hanya ditumbuhi semak belukar dan tumbuhan tidak produktif milik masyarakat lokal diluar kawasan kebun sawit yang sudah ada bisa dimasukkan dalam program semacan itu.
“Apabila ini nantinya disetujui, maka ada kesempatan yang luas bagi masyarakat lokal, bukan cuma jadi penonton tapi juga bisa memiliki kebun sawit sendiri yang bisa menjadi sumber penghidupan dan masa depan,” pungkasnya. (Uzi)