Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Warga di Jalan Flores, Gang MT Kelurahan Melayu Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Barut) mendadak geger dengan adanya seekor ular yang berukuran cukup besar jenis Dupung atau Puraca (Python breitensteini).
Ular Dupung atau Puraca tersebut pertama kali ditemukan oleh Adiansyah bersama dengan orang tuanya, saat akan memakan seekor ayam yang dipeliharanya.
Namun belum sempat memakan ayam tersebut, ular tersebut terlihat oleh Ardianyah yang lalu mengambil sebuah kayu yang langsung dipukulkan ke ular Dupung atau Puraca tersebut.
“Ular itu sudah melilit anak ayam saya, lalu saya pukul menggunakan kayu sehingga ular tersebut tidak jadi memakan ayam yang ada,” ucap Ardiansyah yang akrab disapa Gepeng tersebut.
Kini ular tersebut telah berhasil dilumpuhkan dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ular Dupung atau Puraca tersebut dimasukan ke dalam karung.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, bahwa daerah setempat memang sering ditemukan ular. Bulan ini saja ada 5 (lima) ekor ular yang berhasil ditangkap oleh masyarakat. “4 ekor jenis ular dupung dan 1 ekor ular cobra,” ucap Anjang warga Gang MT lainnya.
Warga sekitar juga berharap, pihak instansi terkait dapat turun menangkap ular-ular yang ada di daerahnya. Sebab di lingkungan Jalan Flores, Gang MT ini banyak anak-anak dan khawatirnya ada anak yang terpatuk oleh ular.
Ular Puraca atau Peraca (Python breitensteini) adalah sejenis ular tak berbisa sebangsa sanca (suku Pythonidae) yang hidup endemik di Pulau Kalimantan. Nama-nama lainnya, di antaranya, ular sanca pendek, ular sanca gendang, atau ular gendang saja.
Orang Dayak dan beberapa suku lain yang berkerabat menyebutnya sebagai ular ripung, ripong, lipung, lepung, lepong, depung dan panggilan-panggilan yang serupa. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan Bornean short python, Borneo short-tailed python, atau Borneo python.(Uzi)