Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara (Barut), Ir Inriaty Karawaheni menyebutan, untuk pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan menjamin keberlangsungan layanan ekosistem dan kehidupan satwa dan fauna di dalamnya yang sangat beraneka ragam kehidupan hayati.
Hal tersebut dikatakan, Kadis DLH Inriaty Karawaheni dalam sambutannya pada acara Bimtek dalam pengelolaan keanekaragaman hayati bertempat di aula salah satu hotel dalam kota Muara Teweh, Rabu (4/10/2023).
Karena, satwa-satwa langka yang dimiliki oleh Indonesia, beberapa mengalami penurunan populasi dalam tingkat menuju kepunahan.
Penyebab dari yaitu adanya ancaman tersebut tentu berkurangnya habitat asli, sebagai akibat dari proses pembangunan yang sering kurang memperhatikan pengelolaan hutan dan ekosistem secara lestari dan lingungan hidup.
Untuk kesempatan itu juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara, Ir Inriaty Karawaheni mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Bimtek pengelolaan keanekaragaman Hayati pada Zona 3 yang digelar di Muara Teweh.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan panitia untuk melaksanakan kegiatan bimtek ini di Kabupaten Barito Utara. Saya ucapkan selamat datang di Muara Teweh kepada seluruh peserta bimtek dari 4 kabupaten di DAS Barito,” ungkapnya Rabu (4/10/2023).
Dilandasi dengan kesadaran dan nilai penting keanekaragaman hayati tersebut, pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman hayati melalui Undang-Undang Nomor 5/1994 tentang Pengesahan United Nations Convention OnBiological Diversity.
Dan jelasnya salah satu kewajiban yang dimandatkan dalam konvensi tersebut adalah setiap negara harus menyusun Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati.
“Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah strategis dan penting di Indonesia. Memiliki luas hutan yang cukup luas dan saat ini mengalami banyak permasalahan, diantaranya penyerobotan lahan untuk perluasan areal pertanian maupun perkebunan, penebangan liar serta tumpang tindih pelaksanan program pemerintah dalam kawasan hutan,” jelasnya.
Disebutksnnya, bahwa di Provinsi Kalteng memiliki berbagai macam ekosistem di dalamnya, memiliki potensi keanekaragaman yang tinggi. Keanekaragaman hayati merupakan aset bagi pembangunan nasional atau domestik.
Kadis DLH Barut menyebutkan bahwa tantangan terbesar dalam pengelolaan keanekaragaman hayati adalah mempertahankan keseimbangan antara kelestarian fungsi (ekologis) dengan kelestarian manfaat.
“Dalam kegiatan bimtek ini merupakan langkah awal dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM ASN dalam konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati, meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan pembangunan taman keanekaragaman hayati serta mewujudkan rencana pengembangan taman tersebut sehingga output dari kegiatan ini dapat tercapai,” sebut mantan Asisten Bidang Administrasi Umum Sekda Barut.(Uzi)