Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Pemkab- Barut) menggelar Doa Bersama Lintas Agama untuk korban tragedi sepakbola yang merenggut 180 korban nyawa dan 2 personel anggota Polri di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur ,Sabtu (01/10/2022) lalu.
Atas terjadinya peristiwa tersebut meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat keluarga korban dan bangsa Indonesia, termasuk masyarakat Kabupaten Barut. Panjatan do,a bersama dihadiri oleh Wakil Bupati, Sugianto Panala Putra, Ketua DPRD, Hj Merry Rukaini, Sekda, Drs Muhlis, unsur FKPD, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, mahasiswa, pelajar dan para undangan lainnya yang difokuskan di Arena Tiara Batara Muara Teweh.
Semrntara itu,Kapolres Barut, AKBP Gede Pasek Muliadnyana danbdurinya berharap untuk bersama-sama memanjatkan do,a bagi para korban tragedi persepakbolaan di Kanjuruhan.
“Semoga para korban arwah diterima di sisi tuhan yang maha kuasa dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi musibah tersebut,” tutur Kapolres Barut, AKPB Gede Pasek Mulyadnyana.
Kapolres juga meminta kepada seluruh elemen, semua para tokoh dan seluruh pemuda untuk sama-sama menyatukan energi dalam menjaga kebersamaan, persatuan dan situasi di wilayah Barito Utara agar tetap aman dan kondusif.
Sementara Bupati Barut, H Nadalsyah menitipkan pesan melalui Wakil Bupati, Sugianto Panala Putra bahwa atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Barut menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya 180 orang suporter dan 2 orang anggota Polri pada kejadian pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya di stadion Kanjuruhan, Malang.
Dijelaskan Wabup bahwa sejatinya olahraga sepak bola harusnya menjadikan alat untuk mempersatukan masyarakat antara daerah bahkan antara bangsa, namun hal tersebut terkadang tidak sejalan dengan sifat fanatisme suporter terhadap tim kebanggaan masing-masing sehingga panitia.
“Karena kecintaan tersebut bisa berubah menjadi rasa marah jika tim kebanggaannya kalah dalam suatu pertandingan,” kata wabup membacakan sambutan Bupati.
Kepada pencipta olahraga di Kabupaten Barut, ASKAB, KONI, seluruh official dan tim serta seluruh masyarakat Barut agar tidak meniru hal yang akan menimbulkan kerugian bagi bagibdunia persepakbolaan domistik
“Saya tekankan kepada seluruh stakehorder dan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan nilai-nilai adat dan budaya yang kita miliki sehingga di Kabupaten Barito Utara tidak terjadi seperti di Malang,” ungkap Wabup Sugianto Panala Putra.(Uzi)