Puruk Cahu, (METROKalteng.com) – Jum,at 07 Juli 2023, sekitar pukul 20.00 Wib bertempat di halaman pos Turjawali Sat Samapta Polres Mura jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Beriwit, Kecamatan Murung, Kabupaten l Mura dilaksanakan Nobar gelar budaya Pagelaran wayang kulit dengan tema “Wahyu Cakraningrat”.
Kegiatan Pagelaran Wayang Kulit “Wahyu Cakraningrat” bercerita tentang Wahyu Cakraningrat berawal ketika Dewi Kunti, ibu Wahyu Cakraningrat, melahirkan Putra kembar yang kuat dan berani. Namun, karena adanya ramalan yang mengatakan bahwa salah satu anaknya akan menjadi Raja, Dewi Kunti punnakhirnya membuang salah satu bayi tersebut ke sungai. Bayi yang terbuang kemudian diselamatkan dan diasuh oleh seorang petapa bernama Resi Durna.
Kemudian Wahyu Cakraningrat tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani dan memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Ketika dewasa iya memutuskan untuk mencari Identitas sejatinya dan memulai perjalanan untuk menemukan ibunya. dalam perjalanan itu, Wahyu Cakraningrat menghadapi berbagai macam cobaan dan ujian untuk bertemu dengan berbagai tokoh seperti raksasa, monster, dan para dewa.
Sehingga untuk penitisan Wahyu Cakraningrat untuk mendudukan seseorang menjadi Pancer Ratu tanah Jawa yang merupakan salah satu fenomena budaya Jawa, bersumber dari mitologi yang di terima secara universal untuk menginterprestasikan dunianya, baik mikrokosmos maupun makrokosmos (Laksono, 1985: 22).
Adapun pergelaran Wayang Kulit “Wahyu Cakraningrat” memiliki arti pada setiap katanya. Wahyu berarti ratu atau raja, cakra yang melambangkan berputar, dan ningrat adalah dunia. Jika disatukan, Wahyu Cakraningrat bisa diartikan sebagai perubahan kehidupan serta Lakon Wahyu Cakraningrat menggambarkan banyaknya masalah di suatu negara yang disebabkan oleh sebuah sistem atau krisis tatanan. Karena itu, barang siapa yang mendapatkan wahyu, maka akan mendapatkan Pemimpin yang amanah dan menjalankan perubahan.
Cerita Penggelaran Wayang Kulit dengan tema “Wahyu Cakraningrat” adalah sebuah kisah Perjalanan dan Petualangan Wahyu Cakraningrat, seorang pahlawan dari Kerajaan Jenggala.
Penggelaran Wayang Kulit dengan tema “Wahyu Cakraningrat” Skj. 19.00 pada tanggal 7 Juli 2023 Disiarkan secara Live dan Streaming di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, dalam rangka memperingati Hut Bhayangkara ke – 77 yang akan di masukan ke Rekor Muri dengan penonton terbanyak.
Kegiatan Nobar tersebut dilaksanakan berdasarkan surat telegram Kepala Kepolisian Republik Indonesia nomor: ST/1466/VII/KEP./2023 Tanggal 5-7 Juli 2023 tentang petunjuk dan arahan nonton bareng pagelaran wayang kulit “Wahyu Cakraningrat” dalam rangka peringatan hari Bhayangkara ke-77.
Hadir dalam Kegiatan Pagelaran wayang Kulit “Wahyu Cakraningrat”, ini,
Panglima TNI H. Yudo Margono, S.E., M.M.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit, M.Si.
Ki Harso Widisantoto (Dalang),
Ki MPP Bayu Aji Pamungkas (Dalang)
e. Ki Dr. H. Yanto, SH.,MH.,(Dalang )
f. Ki Sri Kuncoro (Dalang), Ketua DPRD Mura, DR. DONI, S.P., M.SI, Kapolres Mura, AKBP Irwansah, S.I.K., M.M, Sekda Mura, Hermon, Waka Polres Mura Kompol Syamsurizal Prima S.I.K, Kabag Ren Polres Mura, Kompol Ardiansyah,Dandim 1013 Muara Teweh diwakili Oleh Lettu Inf Edi Sugiharsono, Danramil 07 / Murung, Letda Arh. Supriyatna, Kasatintelkam Polres Mura, IPTU Yuliantho, S.A.P, Kasat Binmas Polres Mura, IPTU Heri Purwanto, S.H, Kasat Tahti Polres Mura, IPDA Deski Joko Santoso, Kasubbagprograr Bag Ops Polres Mura, IPDA Toni Hastanto, Kaur Binops Satlantas Polres Mura,IPDA Yakobus R. Biatno, S.AP. Purnawirawan Polri, personel Polres Mura dan tokoh masyarakat. (Uzi)