Muara Teweh, (METROKalteng.com) – Sejumlah 35 orang guru Bimbingan dan Konseling (BK) tingkat SMP, MTS, SMK sederat di Barito Utara (Barut) mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) di ruang laboratorium fisika SMAN 1 Muara Teweh.
Diklat ini dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 2-5 Desember 2019 yang dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Barito Utara, Syahmiludin A Surapati, Senin (2/12/2019).
Ketua panitia pelaksana, Nina Asmayanti mengatakan, diklat guru BK se Barito Utara ini dilaksanakan dalam rangka program BK di sekolah berdasarkan Panduan Operasional Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (POP-BK) dan penanganan korban cyber bulliying dan body shaming.
Dikatakannya, bahwa tujuan dilaksanakan diklat guru BK ini yakni agar guru BK baik SMP maupun SMA sederajat di wilayah Kabupaten Barito Utara ini mampu menyelenggarakan program BK di sekolahnya.
Selain itu kata dia, memahami konsep dasar tentang cyber bulliying dan body shaming dan mampu nelakukan penanganan dengan teknik pemecahan masalah dengan kreatif (creative problem solving). “Dalam diklat ini, nantinya guru BK yang mengikuti kegiatan akan diberikan sertifikat,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara (Disdik Barut), Syahmiludin A Surapati mengatakan bahwa keberadaan guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah sangat penting.
Karena, menurut Syahmil, guru BK merupakan orang tua yang akan membimbing dan mengarahkan serta pengembangan karakter anak dilingkup sekolah. Karena dalam hal pendidikan dan pembinaan karakter peserta didik sangat menetukan masa depan anak tersebut.
“Ini perlu dipahami, jadi bukan masalah cyber bulliying dan body shaming saja, tetapi bagi peserta didik yang rendah diri perlu bimbingan dan pendampingan. Disamping mengarahkan peserta didik dalam pijakan menuju masa depannya,” terang syahmiludin.
Karena jelasnya lagi, apabila peserta didik yang memiliki bakat dan karakter tidak diberikan pengarahan, maka, potensi peserta didik tersebut tidak dapat berkembang untuk menjadi generasi muda yang maju.
“Untuk itu, keberadaan guru yang mengangani bimbingan dan konseling disekolah sangat penting. Walaupun untuk wilayah Kabupaten Barito Utara hanya memiliki 35 tenaga BK. Jika dibandingkan dengan sekolah yang ada, maka jumlah guru BK sangat terbatas.,” terangnya.
Syahmiludin menyarankan, agar guru BK seharusnya tidak diberikan tugas tambahan sebagai guru yang memagang mata pelajaran tertentu, diluar dari pada tugas spesialis yang dimilikinya. Soal tersebut demi untuk penegasan bahwa bimbingan dan konseling, memang suatu hal yang sangat dibutuhkan dilingkup sekolah.
Syahmiludin juga mengharapkan, dari kegiatan diklat guru BK se Barito Utara mendapatkan hasil yang diharapkan dan dapat memajukan pendidikan,khususnya dikabupaten Barut.(Uzi)