Gunung Mas, (Metro Kalteng.com) – Terkait kegiatan yang dilakukan oleh Ormas Tariu Borneo Bangkule Rajangk (TBBR) di Desa Petak Bahandang, Selasa (1/12/2020) lalu membuat polemik terhadap Organisasi Masyarakat (Ormas) Dayak yang ada di Kabupaten Gunung Mas.
Dalam hal ini DAD kabupaten Gunung Mas bersama Tokoh Adat Dayak, dan Berbagai Ormas Dayak lainnya menggelar rapat Terkait kegiatan yang dilakukan oleh Ormas TBBR di Betang DAD Gunung Mas, Kamis ( 3/12/2020 ) Pagi.
Ketua Fordayak Gunung Mas Edwin Van Houten mengatakan, Dalam pembentukan ormas atau kelompok itu seharusnya terstruktur. Apalagi, TBBR ini berbentuk pasukan dan hal ini harus lebih terstruktur lagi dalam artian penanggung jawab, anggota, dan ijinnya harus jelas. Jangankan terstruktur kepengurusannya, bahkan untuk melaporkan diri saja tidak untuk mengadakan kegiatan ritual seperti ini.
Untuk kedepannya takutnya akan mengancam Kamtibmas dengan menyalahgunakan orang-orang yang mengikuti ritual pemandian ilmu Kebal dengan asal-usul tidak jelas, dan penanggung jawabnya siapa, kita tidak tau. Pada intinya semuanya tidak jelas.
Terkait hal ini Kita Fordayak Gumas sangat menghormati adat dan budaya mereka tetapi mereka juga harus bisa menghormati adat dan budaya kita disini. Hal seperti ini Ormas TBBR bisa melakukan intervensi dalam artian bisa mengancam Kamtibmas sehingga akan berdampak luas yaitu pada investasi di Kabupaten Gunung Mas, jelas pria yang akrab di panggil Eenk.
“Ilmu Kebal seperti ini perlu. Tetapi takutnya mereka menyalah gunakan ilmu kekebalan untuk melakukan hal-hal yang tidak di inginkan sehingga membahayakan dirinya sendiri dan orang lain,” imbuhnya.
Kegiatan Ormas TBBR ini sangat disayangkan karena ilmu kebal atau segala macamnya takutnya disalahgunakan untuk kedepannya dan hal ini harus kita jaga bersama, tujuan mereka seperti Apa?. Takutnya disalahgunakan dalam hal yang memicu Kamtibmasvkarena Ormas TBBR ini bentuknya seperti pasukan, tandas Eenk. ( Didik S )