Kotawaringin Barat, (METROKalteng.com) – Jalan penghubung keempat desa yang meliputi Penyombaan, Pandau, Sambi dan Sungai Dau Arut Utara (Aruta), Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah seperti bubur.
Kerusakan jalan yang sudah 4 tahun ini belum juga mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Padahal, status jalan ini adalah jalan Pembangunan Prasaran Pendukung Desa Tertinggal (P3DT) atau lebih mudahnya disebut jalan negara.
Kondisi ini diperparah oleh curah hujan yang cukup tinggi sehingga memperparah kerusakan jalan. Belum adanya tindakan dari pemerintah untuk memperbaiki jalan tersebut membuat kondisinya kian parah.
Sementara bantuan dari pihak korporasi (perusahaan) di sekitar desa tersebut pun belum ada yang membantu memperbaiki jalan tersebut. Pantauan awak media di lapangan, meskipun sebagian bekasnya sudah ditimbun, namun alih-alih membaik, pada saat turun hujan justru lebih parah dari sebelumnya karena timbunan menggunakan tanah liat.
Ipan, warga setempat mengatakan kondisi jalan seperti bubur ini sudah terjadi sejak lama. Bahkan hanya sepeda motor yang mampu melewatinya. Selain bisa memilih jalan serta mampu didorong saat amblas dalam kubangan lumpur dengan kedalaman hingga 40 cm. “Kondisi jalannya seperti bubur mas, parah bangat,” ujar Ipan, Kamis (18/11/2021).
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh beberapa warga desa Sambi yang sedang berkumpul di kedai kopi dekat lapangan sepakbola. Mereka mengatakan banyak buah kelapa sawit yang busuk karena tidak bisa menjualnya.
Meski tak begitu percaya lagi, namun mereka masih berharap kepada pemerintah daerah agar memperbaikinya. Sehingga masyarakat bisa menggunakannya dengan berbagai kepentingan, pungkas sejumlah warga. (Tom)