Puruk Cahu, (METROKalteng.com) – Animo atau minat para petani ikan di Kabupaten Murung Raya (Kab-Mura) masih rendah, hal ini diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Mura, Pramudya Dwi Atmaja kepada awak media diruang kerjanya, Selasa (09/05/2023) di Puruk Cahu.
Menurutnya, kurangnya animo para petani ikan untuk mengembangkan budi daya ikan air tawar ini disebabkan karena warga masyarakat masih doyan menjadi penambang tradisional, karena hasil yang diperoleh mereka lebih besar ketimbang menjadi petani ikan.
Sedangkan saat ini kebutuhan akan ikan untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk masyarakat Mura didatangkan dari luar daerah Mura, seperti halnya ikan nila, lele, gabus dan ikan patin.
Kita ketahui masyarakat di Kabupaten Mura yang mayoritas doyan bekerja mengadu nasib mencari emas, sehingga minat atau animo untuk mengembangkan budidaya ikan masih rendah. Hal lantaran warga kita masih banyak yang bekerja mengadu nasib menjadi pendulang emas tradisional, selain itu harga jual emas mentah saat ini cukup mahal.
“Bukan masyarakat kita tidak mampu untuk mengembangkan budi daya ikan, namun warga masyarakat Mura masih tertarik dengan bisnis pertambangan tradisional, sehingga Kabupaten Mura selalu memasok ikan dari luar daearah untuk kebutuhan rumah tangga,” sebut Kabid Perikanan Mura, Pramudya Dwi Atmaja, Selasa (09/05/2023).
Bahkan kata Pramudya, ikan asinpun kita didatangkan dari luar daerah, karena di Mura belum ada prodak unggulan yang bisa memproduksi ikan asin maupu ikan segar yang dikembangkan dan dibudidayakan oleh kalangan masyarakat di daerah.
“Selain itu warga juga kurang sabar dalam membina kolam untuk budidaya ikan air tawar, namum juga ada sekitar 10 petani ikan yang yang dibina oleh bidang Perikanan dalam rangka untuk mengembangkan budidaya ikan nila, lele dan patin, khususnya di Kecamatan Murung,” tadasnya.(Uzi)