Puruk Cahu, (METROKalteng.com) – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Esliter,SE kepada awak media Selasa (15/10/2019) menyebutkan, PDAM Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berupaya melakukan inovasi dan pembenahan dan perbaikan terhadap komponen atau material berupa piva jaringan dan meteran air yang berkaitan dengan distribusi air bersih untuk para pelanggan dalam kota Puruk Cahu dan wilayah sekitarnya.
“Terhitung sejak 1 Juli 2019 hingga saat ini, saya diangkat dan diberikan kepercayaan untuk melakukan pembenahan terhadap kinerja yang dinilai menjadi kebenaran. Sehingga dengan modal kinerja keras yang dapat dipertanggungjawabkan, pada intinya kami dari jajaran PDAM Mura akan melakukan perbaikan, apa yang menjadi kekurangan.
Bagaimana fungsi distribusi air kepada para pelanggan, bagimana sistim kelembagaan, semuanya harus dilakukan pembenahan, sebelum mengawali kegiatan pada intinya kami melakukan pemetaan, protap penataan jaringan, dengan demikian apa yang menjadi kekurangan akan kita dalam rangka pendistrian air bersih akan kita beanahi ”tandas Direktur PDAM Mura, Esliter.
Menurut Esliter, pertama menjabat sebagai Direktur PDAM dirinya sempat bertanya-tanya, kok kenapa distribusi air kepada para pelanggan sering mengalami kendala?, kemudian dirinya mencoba mencari tahu dimana letak kesalahannya, usut punya usut ternya terdeteksi adanya kehilangan atau kebocoran air yang sangat tinggi.
Namun lanjut Esliter mensinyalir kehilangan air itu bukannya berasal dari kebocoran piva jaringan, justru adanya oknum-oknum yang bermain bisnis berkaitan dengan distribusi air kepada pelanggan di kota Puruk Cahu.
Ditabahkanya bahwa ada dua titik vipa besar jaringan air yang telah ditutup, yaitu disekitar wilayah Dirung Baju dan pasar, disebabkan karena adanyaindikasi bisnis air bersih oleh oknum tertentu dan bahkan mereka dalam proses penarikan air menggunakan mesin alkon dan pompa air hitachi yang mampu menyedot air dengan skala besar.
Oknum tersebut dalam melakukan kinerjanya, dengan adanya penutupan tersebut, pihak management terdahulu dalam melakukan kinerja menggunakan sistim by pass, dalam artian mereka tidak menggunakanyang namanya filter untuk menyaring air.
Sehingga dengan cara demikian jaringan piva akan mudah tersumbat oleh adanya sampah yang masuk dan terbawa dari jaringan induk, selain pendistribusian air secara langsung mereka juga tidak menggunakan bahan untuk pembersih air sebelum didistribusikan kepada para pelanggan, jika perlakuan oknum tersebut dengan cara demikian dalam pengolahan air, maka kualitas dan kebersihan air dipastikan tidak heginis.
Dikatakannya, jika pendistribusian air tidak menggunakan filter, sudah tentu terjangan airnya kuat, akan tetapi sampah-sampah seperti daun, ranting kayu masuk kedalam piva jaringan distribusi air dan lama kelamaan piva akanmengalami penyumbatan.
“Sekarang sudah saya instruksikan tidak diperkenankan dalam pendistribusian air dengan menggunakan cara by pass, harus melalui tempat pengolahan, sehingga dipastikan air yang akan distribusikan higinis, kemudian jika memasuki musim kemarau masyarakat berbondong-bondong mengambil air didepan work soap pemadam kebakaran, namun sejak Agustus lalu kalangan masyarakat, tidak ada lagi yang bolak balik mengambil air pada lokasi tersebu.(Uzi)