Palangka Raya, (METROKalteng.com) – Dalam rangka penanaman nilai nilai kebangsaan serta sosialisasi 4 pilar kebangsaan MPR RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) Anggota DPR RI, Dr. Ir. Willy Midel Yoseph, M. M menggelar sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Senin (5/12/22) siang.
Kegiatan dilaksanakan di Rumah Aspirasi anggota DPR RI A244, jalan Pangrango No.41 Palangka Raya. Kegiatan berupa sosialisasi paparan, diskusi, dan tanya jawab. Diikuti oleh perwakilan dari Kerukunan warga, himpunan mahasiswa, serta organisasi kepemudaan dan organisasi adat.
Dr. Ir. Willy Midel Yoseph, M. M dalam paparan yang disampaikan mengatakan, 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tentunya harus menjadi pedoman warga negara Indonesia dimanapun berada, terlebih lagi dari kalangan milenial yang ada di Kalteng.
“Dengan adanya keberagaman suku, adat istiadat, agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh negara Indonesia, diharapkan masyarakat tetap dapat bersatu dalam bingkai NKRI. Dan 4 Pilar inilah yang menjadi kunci utama bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.” jelas Mantan Bupati Murung Raya dua periode ini.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Komisi VII DPR RI, H. Maryono yang diwawancarai oleh beberapa awak media seusai kegiatan berlangsung mengatakan, ” Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini merupakan kegiatan wajib yang harus dilaksanakan oleh seluruh Anggota MPR RI. Diharapkan kedepannya 4 Pilar ini dapat dipahami serta diterapkan oleh Mahasiswa dan masyarakat pada kehidupan sehari-hari,” tutur Maryono.
Diharapkan 4 Pilar ini harus diaplikasikan dalam kehidupan masing-masing. Terlebih bangsa Indonesia akhir-akhir ini banyak sekali remajanya maupun masyarakat yang mengadopsi budaya-budaya asing yang tentunya tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Dengan 4 Pilar ini nantinya dapat menjadi suatu filter dan sebagai pondasi kokoh.
Lebih lanjut disampaikan Maryono, Kalimantan Tengah sendiri merupakan sebuah barometer penerapan toleransi yang baik. “Toleransi di masyarakat Kalteng khususnya oleh masyarakat Dayak sudah sejak zaman dahulu telah diterapkan dalam kehidupan,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tentunya dengan adanya falsafah “Huma Betang” yang menjadi pedoman orang Dayak, mereka benar-benar menerapkan toleransi itu pada kehidupan sehari-hari. Saya yakin Kalimantan Tengah ini merupakan suatu miniatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena semua agama dan suku ada disini dan tidak pernah ada gejolak apapun karena benteng dari persatuan itu sudah kuat,” pungkas Maryono mengakhiri. (MF)