Palangka Raya, (METROKalteng.com) – Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palangka Raya tiba-tiba mendadak ramai dan dipenuhi oleh kerumunan masyarakat dikarenakan terkait dengan beredarnya berita adanya kotak suara yang dibawa keluar oleh beberapa orang dengan menggunakan sepeda motor dari Kantor KPU di jalan Tangkasiang Palangka Raya, Senin (14/12/2020) sore menjelang petang.
Salah seorang saksi bernama Lisa relawan dari Manggatang Utus mengatakan, “Awalnya kami duduk – duduk disekitar area kantor KPU Kota sekitar pukul 17.00 WIB, tiba-tiba kami melihat ada tiga (3) sepeda motor keluar dari Kantor KPU dengan membawa kotak suara masing-masing dua(2) kotak, sekitar berselang sepuluh menit ada dua(2) sepeda motor keluar lagi dan juga membawa kotak suara,langsung saja saya photo mengunakan Hp, jadi jumlah kotak suara yang dibawa ada sepuluh (10) kotak suara,”ungkap Lisa.
Kejadian ini sangat disayangkan karena terjadi saat perhitungan suara Pilgub Kalteng masih berlangsung. Hal ini menimbulkan kecurigaan masyarakat dan simpatisan dari para paslon terhadap pihak KPU Kota Palangka Raya sebagai pihak penyelenggara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur.
Pihak keamanan yang langsung bergerak cepat menuju KPU Kota segera melakukan pengamanan di sekitar lokasi dan melakukan pengejaran kotak suara yang dibawa keluar dari lokasi KPU. Tampak di tengah kerumunan masyarakat yang memenuhi lokasi KPU Kota, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol.Dwi Tunggal Jaladri, S.I.K.,S.H.,M.Hum yang turun memimpin langsung anggotanya mengecek kondisi dan melakukan pengamanan di KPU.
Dari beberapa sumber yang dihimpun awak media di lapangan, peminjaman alat logistik KPU tersebut dilakukan oleh pihak Mahasiswa Unpar yang akan menyelenggarakan pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang akan diselenggarakan tanggal 17 Desember 2020. Ini dibuktikan dengan adanya surat permohonan izin peminjaman alat logistik dengan surat Nomor.049/KPUM/UPR/XII/2020 Perihal Peminjaman Kotak Suara dan Bilik Suara, dengan surat yang ditandatangani oleh Ketua Enrico Rafael Siahaaan dan Sekretaris Daniel Vincent Pratama.
Salah seorang tim sukses dari Paslon 01 yang juga mantan Wali Kota Palangka Raya dua periode H.Riban Satya menyayangkan, “Kami sebagai salah satu tim dari 01 menyayangkan kejadian ini, kawan-kawan di KPU tidak mengetahui suasana yang sangat sensitif ini. Karena inikan masih suasana Pemilu seharusnya kotak suara itu jangan sampai keluar dari KPU karena masyarakat tahu itu adalah barang yang sangat sensitif, jangan sampai menimbulkan kecurigaan. Kasihan nanti Paslon yang mendapat fitnah yang macam-macam. Harusnya pada saat Mahasiswa akan meminjam jangan dulu diberikan izin mengingat kondisi memang sedang rawan dan tahapan penghitungan suara masih berlangsung, mahasiswa juga pasti akan bisa memaklumi keadaan tersebut,” tegas Riban.
Sekitar pukul 17.41 WIB petang, sebuah Mobil berjenis Kijang Panther berpelat merah bertuliskan Komisi Pemilihan Umum bernopol KH 1231 AU masuk ke halaman KPU dengan membawa kembali bahan logistik Kotak suara berbahan Alumunium, masyarakat yang sudah memenuhi lokasi langsung menggeruduk mendekati mobil berpelat merah tersebut untuk memastikan bahwa benar kotak suara yang telah dibawa keluar, dibawa kembali untuk dikembalikan ke pihak KPU Kota. Nampak mahasiswa yang awalnya membawa kotak suara juga turut hadir di tengah masyarakat yang memenuhi area KPU, didampingi aparat keamanan.
Sementara dari Ketua KPU Kota Dr.Ngismatul Choiriyah M.Pd menjelaskan, semua hanya terjadi kesalahpahaman saja, memang benar pihak kami ada mengeluarkan kotak suara sepuluh(10) buah untuk dipinjam oleh Unpar guna pemilihan Presiden BEM dan ini (Peminjaman) dilakukan hampir setiap tahun.
“Memang ada surat permohonan peminjaman kepada KPU dan kotak suara yang dipinjam itu kotak suara pemilihan Presiden tahun 2014 dan bukan kotak suara yang digunakan Pilkada tahun ini. Seharusnya kotak suara itu semua harus dimusnahkan tapi kita sisakan sepuluh buah untuk dipinjamkan kepada Mahasiswa, karena mahasiswa setiap ada pemilihan BEM meminjam kotak suara ke pihak KPU biasanya semua terjadi biasa saja. Tapi memang kami akui saat ini momennya tidak tepat karena masih dalam suasana Pilgub dan masih proses perhitungan suara juga disusul dengam akan dilaksanakannya sidang pleno besok sehingga menjadi polemik,” tutupnya. (Margareth)