Palangka Raya, (METROKalteng.com) – Penerjun Pertama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Serma (Purn) Imanuel Nuhan meninggal dunia. Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal Yuyu Sutisna dan seluruh prajurit TNI AU berdukacita.
“Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna beserta Ketum Pia Ardhya Garini Ny Ayu Yuyu Sutisna dan segenap keluarga besar #TNIAU, khususnya Korps Pasukan Khas berdukacita mendalam atas wafatnya salah seorang pejuang AURI pemegang Bintang Sakti,” cuit akun Twitter resmi @_TNIAU, Kamis (10/10/2010).
Imanuel Nuhan adalah salah satu pelaku sejarah di Indonesia. Dia bersama 12 orang prajurit Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) lainnya tercatat sebagai penerjun pertama Indonesia yang sukses melakukan aksinya pada tanggal 17 Oktober 1947 silam, di Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Kisah bermula dari surat Gubernur Kalimantan Pangeran Mohammad Noor tentang permintaan kepada AURI, agar dapat mengirimkan pasukan payung ke Kalimatan untuk membentuk dan menyusun gerilyawan dalam membantu perjuangan rakyat Kalimantan, mendirikan stasiun radio induk untuk keperluan membuka jalur komunikasi antara Kalimantan dengan Yogyakarta serta menyiapkan daerah penerjunan (dropping zone) bagi penerjunan selanjutnya.
Permintaan tersebut disambut Kasau saat itu, Komodor Udara Suryadi Suryadarma. Dia kemudian memerintahkan Mayor Udara Tjilik Riwoet untuk mempersiapkan prajurit-prajurit AURI yang akan diterjunkan di Kalimantan.
Pada 17 Oktober 1947 dini hari, pesawat Dakota RI-002, dengan pilot Bob Freeberg dan co-pilot Opsir Udara III Suhodo takeoff dari Pangkalan Udara Maguwo, terbang menuju Kalimantan dengan melintasi lautan dan menelusuri hutan belantara.
Ketiga belas prajurit AURI berhasil diterjunkan di daerah Sambi, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Mereka adalah Heri Hadi Sumantri, FM Suyoto, Iskandar, Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Willem, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH Darius dan Marawi, serta Imanuel Nuhan.
Para penerjun tersebut tercatat belum pernah mendapat pendidikan terjun payung secara sempurna, kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat atau ground training. Itu adalah operasi lintas udara pertama dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Sebelum meninggal dunia, Imanuel Nuhan merupakan satu-satunya dari para penerjun pertama RI yang masih hidup.(Red-MK)