Palangka Raya, (METROKalteng.com) – Drainase utama pengendalian banjir yang berada di kota Palangka Raya tepatnya di jalan Tjilik Riwut Km 1.5 atau disekitaran Jalan Sakan komplek Mendawai mengalami runtuh.
Drainase sepanjang 1.300 meter ini mengalami kerusakan akibat runtuh kurang lebih sepanjang 60 meter. Padahal proyek tersebut baru selesai dikerjakan pada pertengahan bulan November 2020 lalu. Drainase tersebut diperkirakan runtuh hari Sabtu malam tanggal 06 Pebruari 2021.
Proyek yang didanai anggaran APBN dengan jumlah nilai kontrak Rp 17.463.440.000 yang diketahui dari plang proyek dengan pelaksana proyek PT.Karya Nusa Mandiri (PT.KNM) pusat Palangka Raya.
Saat dikonfirmasi, Satker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Kalteng Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI, Muhammad Barani, ST. MT., menyangkal penyebab runtuhnya drainase tersebut disebabkan oleh kualitas pekerjaan yang tidak baik termasuk campuran semen beton dan ukuran besi yang terindikasi tidak sesuai kontrak.
“Sesuai spek saja bukan itu penyebabnya, akibat ada banjir besar dan sudah ditangani, kontraktor siap membangun kembali dan masih masa pemeliharaan dan masih tanggung jawab kontraktor, “jelas Barani melalui aplikasi Whatsapp
Padahal malam itu tidak ada hujan lebat serta banjir dan debit air tidak naik secara signifikan.
Tapi temuan di lapangan ditemukan, kurangnya semen, besi beton yang dicampur dengan besi kecil, serta batu kerikil yang sangat sedikit hal ini dapat dibuktikan dengan hasil photo di lapangan terlampir.
Sementara itu, seorang aktivis penggiat anti tindak pidana korupsi yang tidak mau namanya disebutkan meminta aparat hukum untuk segera bertindak turun ke lokasi dan memeriksa pihak-pihak terkait seperti Satker, PPK, PPTK dan Kontraktornya.
“Atas kejadian tersebut, diduga terjadi manipulasi material yang tidak sesuai sehingga membuat bangunan tersebut tidak kuat menahan air, serta menimbulkan kerugian keuangan negara. Masyarakat Palangka Raya ikut juga dirugikan karena baru seumur jagung sudah runtuh,” pungkasnya.
Saat awak media METROKalteng.com meminta keterangan dari beberapa masyarakat yang berada di sekitar drainase yang runtuh, didapatkan keterangan bahwa drainase ini baru selesai sekitar bulan November lalu.
“Siring parit ini hanyar selesai bulan November kemarin Mbak, kenapa lah bisa hancur seperti itu maka hanyar jadi,” ujar salah satu masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya serta rumahnya tepat berada disebelah drainase yang runtuh.
Sangat disayangkan memang atas runtuhnya drainase yang terbuat dari besi dan beton ini yang terkesan asal jadi pengerjaannya, yang memakan biaya tidak sedikit. (Margareth)